IJUK PENDAMPING
BESI DALAM BETON
Oleh :
Sofyan Ali Pradana
Di Bantu oleh Pembimbing
Drs. Subiakto
Penelitian atau Karya Tulis ini telah
:
1. Menjadi finalis Olimpiade Penelitian
Siswa Indonesia (OPSI) yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional
(KEMENDIKNAS) dan LIPI di gedung KEMENDIKNAS Jakarta tanggal 16-20 November
2009.
2. Menjadi finalis Indonesia Science
Project Olimpiad (ISPO) yang diadakan oleh PASIAD TURKI bekerja sama dengan
KEMENDIKNAS dan LIPI di Balai Sarbini dan Balai Kartini Jakarta tanggal 2-5
Maret 2010.
Penelitian atau
Karya Tulis ini dapat dilihat dan diunduh selengkapanya di :
- https://www.facebook.com/sofyan.a.pradana/notes
- http://sofyanpradana.blogspot.com/
- Atau
dapat menghubungi peneliti atau pembimbing.
PROFIL PEMBIMBING
NAMA : Drs. SUBIAKTO
ALAMAT : Ds. Smberejo, Kec. Balong,
Kab. Ponorogo
NO. HP : 0813 5922 2652
PEKERJAAN :
Guru
INSTANSI :
SMPN 2 Balong
KESAN PENELITI
KEPADA PEMBIMBING:
Beliau adalah seorang guru yang sejak dulu saya kagumi. Sekarang saya
melanjutkan studi Teknik Sipil berkat motivasi beliau. Berbagai penelitian
beliau lakukan dengan mengajak anak didiknya termasuk saya. Beliau adalah
seorang yang jujur, dan bijaksana. Berbagi penelitian dan teori beliau lakukan dengan
otaknya yang cerdas dan inovatif. Banyak sekali teori-teori dan ide-ide yang
beliau temukan dengan penelitiannya termasuk penelitian Ijuk Pendamping Besi Dalam
Beton. Dengan ini beliau ingin anak didiknya tersebut sukses.
Jika sukses, beliau ingin anak didiknya tersebut dapat membantu anak-anak
cerdas namun kurang dalam hal ekonomi. Maka dari itu dengan menampilkan karya
tulis ini di tautan facebook dan blog, saya ingin nama beliau dikenal.
PROFIL PENELITI
NAMA :
SOFYAN ALI PRADANA
ALAMAT : Ds. Ngumpul, Kec. Balong,
Kab. Ponorogo
NO. HP : 0856 5560 2626
PEKERJAAN :
Mahasiswa
INSTANSI :
Politeknik Negeri Malang
ABSTRAKSI
Dalam penelitian ini peneliti mengangkat pemanfaatan
ijuk (serat alam) sebagai alternative bahan pembuatan beton yang diaplikasikan
dalam bangunan, karena kita ketahui bahwa ijuk adalah serat alami yang sulit
busuk karena tidak ada decomposer yang dapat menguraikan ijuk tersebut.
Selain itu di Indonesia banyak sekali tumbuhan
aren dimana ijuk diambil dari pohon aren tersebut. Kita tahu bahwa ijuk adalah
serat aren yang kuat dan tahan lama. Sehingga dalam naskah atau karya tulis ini
peneliti menyampaikan penemuannya yaitu inovasi beton yang efisien. Maksudnya
adalah kami membuat inovasi beton yang lebih kuat, ringan dan mempunyai nilai
ekonomis yang relative rendah (murah). Peneliti memberikan ijuk atau serat aren
dalam beton sebagai pendamping besi. Peneliti mendapat hasil yang menakjubkan dan pertama di
dunia yakni pemanfaatan ijuk dalam beton.
Langkah pertama yang kami lakukan yaitu mencari ijuk.
Setelah mendapatkannya, ijuk tersebut kami buat berulir dengan tujuan untuk menyatukan kekuatan materi campuran
semen dan pasir dengan ijuk tersebut. Kemudian kami mencetak beton dengan
ukuran 50x5x5 cm dengan menghilangkan variabel besi untuk memudahkan dalam
eksperimen. Pada tahap berikutnya ditimbang satu-persatu. Kemudian diberi beban
sesuai kekuatan beton tersebut. Ternyata berdasarkan eksperimen
didapatkan bahwa beton yang memakai campuran ijuk lebih murah, kuat, dan lebih ringan dibandingkan dengan beton yang
tidak memakai campuran ijuk di dalamnya. Hal ini dikarenakan pemakaian ijuk dapat
memperkecil jumlah penggunaan pasir dan semen pada beton. Selain itu ijuk
menambah kekuatan beton karena sifatnya yang lentur dan kuat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang menggunakan data berupa
angka atau statistic dalam mendiskripsikan laporan penelitian. Karena
menyangkut pengaruh ijuk pada beton maka peneliti mengaplikasikan pada rumah.
Penelitian ini masih dalam tahap awal dengan beberapa
kali perubahan untuk hasil yang lebih sempurna. Sehingga perlu ada tindak
lanjut berupa uji coba dalam waktu yang lebih lama, untuk mengetahui kadar
ketahanan dari produk. Karena peneliti hanya meneliti serta menguji coba ijuk
sebagai pendamping besi dalam beton dengan cara yang sederhana dan waktu yang
lebih singkat. Sehingga hasil karya ini disosialisasikan kepada masyarakat agar
dapat dijadikan alternative atau terobosan baru dalam ranah dunia konstruksi
bangunan.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
peneliti panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan karya tulis dengan
judul Ijuk Pendamping Besi Dalam Beton untuk diikutkan dalam Olimpiade
Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang diselenggrakan oleh LIPI dan Kementrian
Pendidikan Nasional tahun 2009, serta diajukan untuk Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) yang diselenggarakan oleh PASIAD
TURKI Indonesia tahun 2010.
Karya tulis ini juga diajukan untuk permohonan beasiswa PPA Politeknik Negeri
Malang (POLINEMA) tahun 2012.
Dengan
terselesaikannya karya tulis ini, peneliti tak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Drs.
Subiakto selaku pembimbing yang membina peneliti dalam penelitian
dan pembuatan karya tulis ini.
2. Kedua
orang tua peneliti yang mendukung dan membiayai sebagian anggaran untuk
melakukan penelitian ini.
3. Serta semua pihak yang telah membantu
sehingga karya tulis ini selesai tepat pada waktunya.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala keredahan hati, peneliti
membuka diri terhadap kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya karya
tulis yang lebih berkualitas di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
ORISINILITAS........................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
KATA
PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI
......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B.
Perumusan masalah .............................................................................. 2
C.
Hipotesis .............................................................................................. 2
D.
Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
E.
Kegunaan Penilitian ............................................................................. 3
F.
Pemabatasan Masalah .......................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Beton ................................................................................................... 4
B.
Asal Mula Ijuk ..................................................................................... 6
C.
Klasifikasi Aren ................................................................................... 9
D.
Pemanfaatan Aren ............................................................................... 9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Bahan dan Alat Penelitian ................................................................... 11
B.
Tahap Persiapan ................................................................................... 11
C.
Tahap Mencetak ................................................................................... 12
D.
Tahap Menimbang Serta Eksperimen .................................................. 13
E.
Menghitung Massa dan Volume .......................................................... 13
F.
Pengetesan Beton ................................................................................ 13
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Balok .................................................................................................... 14
B.
Dak ...................................................................................................... 15
C.
Massa
Jenis Beton ................................................................................ 15
D.
Massa
Jenis Ijuk ................................................................................... 16
E.
Analisa Data ........................................................................................ 16
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan .......................................................................................... 17
B.
Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................ 18
LAMPIRAN
I........................................................................................................ 19
LAMPIRAN
II....................................................................................................... 20
LAMPIRAN
III..................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Dalam
kehidupan kita terdapat tiga macam kebutuhan pokok yaitu: sandang , pangan, dan
papan. Salah satu kebutuhan pokok tersebut tidak terpenuhi maka tidak
seimbanglah kehidupan kita ini. Maka dari itu kita harus menyeimbangkan
kebutuhan tersebut.
Salah satu
kebutuhan pokok yang harus terpenuhi adalah papan. Dengan membuat rumah sebagai
papan kita dapat berlindung di rumah tersebut. Dengan begitu kita harus membuat
rumah yang kuat, nyaman tetapi murah.
Selain itu
faktor harga besi, semen dan pasir yang cukup mahal. Sehingga apabila seseorang
membangun proyek bangunan yang besar pasti akan mengeluarkan banyak biaya.
Belum lagi jika seseorang ingin membuat bangunan bertingkat, tentunya untuk
lantai atas juga memelurkan kekuatan untuk menyangga beban dengan biaya yang
tidak kecil. Hal ini membuat seseorang yang ingin membangun merasa terbebani.
Bukan hanya
itu saja, kuat tidaknya bangunan tersebut harus ditentukan dengan teliti oleh
arsitek bangunan sekarang. Hal itu menyangkut umur bangunan tersebut bahkan
nyawa manusia yang berlindung di bawah rumah tersebut. Karena meskipun bangunan
itu masih baru bisa jadi roboh karena beton tidak dapat menyangga beban dirinya
sendiri. Hal tersebut pada umumnya dikarenakan oleh perbandingan yang kurang
tepat antara berat beton penyangga bangunan dengan berat maksimal beton
tersebut untuk menyangga atau menopang beban itu sendiri. Maksudnya berat beton
tersebut juga harus diperhitungkan. Bisa jadi bangunan roboh karena terlalu
berat beban beton meskipun bangunan tersebut tanpa muatan beban. Sehingga kita
harus jeli memperhitungkan keringanan beton.
Dengan begitu
kami memperoleh solusi bahwa hal itu dapat kita atasi dengan mengurangi beban
dari massa beton itu sendiri dengan mengurangi massa atau berat dari beton
tersebut. Dapat kita lakukan dengan cara menambahkan serat aren yang biasa
orang mengenal dengan sebutan ijuk, sebagai penguat beton di samping yang kita ketahui bahwa massa
dari serat aren lebih ringan dari pada massa campuran pasir serta semen
(lumpur) dengan volume sama.
Selain itu
harga ijuk lebih murah dari pada campuran pasir serta semen yang volume yang
sama pula. Dengan begitu kita dapat menghemat biaya, bukan hanya itu saja, ijuk
tersebut tidak mudah busuk serta dapat mengikat campuran beton sehingga beton
tidak mudah patah dan berat beton menjadi lebih ringan dan kuat. Oleh karena
itu, rasa partisipasi kami wujudkan
dalam sebuah karya ilmiah dengan judul “IJUK
PENDAMPING BESI DALAM BETON”.
- Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan pada latar belakang di atas, maka pertanyaan yang pelu dikaji dalam
penilitian ini adalah :
1. Bagaimanakah cara membuat beton yang
ringan, kuat serta memiliki nilai ekonomis tinggi yang diaplikasikan pada
bangunan?
2. Apakah ijuk itu dan bagaimana pemanfaatan
ijuk tersebut?
3. Apakah ijuk dapat dimaafkan sebagai salah
satu komposisi pada beton?
4. Bagaimana ijuk sebagai penguat beton dapat
diaplikasikan pada bangunan?
- Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah
diatas, kami merumuskan beberapa uraian hipotesis sebagai berikut :
1. Solusi untuk mengatasi kekuatan dan massa
beton adalah dengan menambahkan serat aren yang biasa disebut dengan ijuk
sebagai campuran beton penyangga bangunan tersebut. Supaya beton penyangga
bangunan tersebut lebih ringan, lebih kuat.
2. Dengan menambahkan ijuk sebagai pendamping
besi di dalam beton dapat mengurangi biaya pembangunan. Hal tersebut
dikarenakan berat ijuk lebih ringan dibanding dengan berat campuran pasir dan
semen dalam volume yang sama. Sehingga dapat
mengurangai pemakaian semen serta pasir.
- Tujuan Penelitian
Sesuai
denagn rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk memberi solusi
sebagai tujuan yakni :
1. Dengan pemanfaatan ijuk sebagai bahan
campuran semen dan pasir pada beton penyangga bangunan sebagai pendamping besi.
2. Menumbangkan ide atau gagasan kreatif yang
bermanfaat bagi masyarakat Indonesia khususnya dalam hal pembangunan.
- Kegunaan Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan :
1. Memberikan wawasan dan pengalaman bagi
peneliti dalam penusuna karya tulis.
2. Sebagai media untuk mengekspresikan ide
atau gagasan yang kreatif dan bermanfaat.
3. Menyumbangkan ide dasar dalam ranah dunia
pembangunan.
4. Sebagai langkah awal yang dicapai dalam
pemanfaatan barang yang tidak memepunyai nilai guna/ limbah.
5. Penghitungan, perbandingan dan cara kerja
yang dilakukan akan memeberikan pilihan baru untuk dipertimbangkan
penggunaannya, sehingga mengundang inisiatif untuk kreatif.
6. Serta yang terpenting adalah penemuan
beton yang kuat, ringan dan murah sehingga sangat bermanfaat bagi seluruh
pihak.
- Pembatasan Masalah
Pada
penilitian ini peneliti mengungkapkan ijuk yang sangat melimpah khususnya di
wilayah Ponorogo dan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai salah satu
bahan komposisi pembuatan beton dengan berbagai nilai plus yang dimilikinya.
Penelitian ini dibatasi pada kajian pustaka tentang pengaruh campuran ijuk pada
pembuatan beton. Serta hanya menggunakan
variabel perbandingan beton yang menggunakan ijuk dan yang tidak menggunakan
ijuk baik untuk beton sebagai rangka bangunan maupun sebagai dak. Dengan ini
peneliti mempunyai inovasi baru berupa beton yang mengunakan ijuk sebagai
penguat. Selain kuat beton dan dak tersebut lebih ringan dan memeiliki nilai
ekonomis sangat tinggi yang diaplikasikan pada beton.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Beton
1.
Definisi Beton
Beton
adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan
pengikat semen. “(www.wikipedia.com)”
Beton
adalah material utama yang digunakan dalam pembuatan bangunan. Bentuk paling
umum dari beton adalah beton semen
Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen
dan air.
2.
Fungsi Beton
Beton yang
kuat dan keras sangat bermanfaat bagi pembanguan. Diantaranya adalah:
1. Pengerasan Jalan
2. Struktur Bngunan
3. Fondasi Bangunan
3.
Macam-macam Beton
Dalam
perkembangannya terdapat bermacam – macam beton hasil modifikasi.
a)
Berdasarkan sifatnya beton dapat dibedakan
menjadi :
1. Beton ringan
2. Beton
semprot ( shotcrete )
3. Beton fiber
4. Beton berkekuatan tinggi
5. Beton berkekuatan sangat tinggi
6. Beton mampat sendiri ( self compacted
concrete )
b)
Berdasarkan letaknya beton dapat dibedakan
atas ;
1. Beton Colom
Beton colom
merupakan salah satu bentuk dari beberapa macam beton. Beton colom berbentuk
batang yang disusun secara vertikal pada pondasi rumah. Ukuran dari beton colom
yaitu 15 cm x 15 cm, dengan tinggi tergantung dengan kontruksi pada bangunan
yang akan di bangun.
2.
Beton Ring atau Beton Gantung
Beton Ring
merupakan salah satu macam beton yang berbentuk batang. Beton Ring terletak di
antara beton Colom yang disusun secara horizontal. Ujung – ujung beton Ring
bertumpu pada ujung atas beton Colom. Sehingga beton Ring juga sering disebut
dengan beton Gantung. Adapun ukuran dari beton ring yaitu 15 cm x 20 cm dengan
panjang sesuai kontruksi atau ukuran pada tiap bangunan.
3.
Beton Slove
Beton slove
merupakan beton yang berada di bagian dasar bangunan. Beton slove disusun
secara horizontal dan berada tepat di atas permukaan tanah. Adapun uurannya
yaitu 20 cm x 15 cm denagn tinggi disesuaikan dengan ukuran bangunan yang ada.
4.
Beton Stross
Beton
Stross merupakan beton yang berada paling bawah di antara beton – beton yang
lainnya. Beton stross tertanam di dalam tanah. Bentuk beton Stross berbeda
dengan beton yang lainnya. Beton Stross berbentuk lingkaran. Hal ini disebabkan
karena kerangka beton Stross dibuat secara spiral. Adapun tujuan beton Stross
dibuat berbentuk lingkaran agar memudahkan masuknya beton ke dalam tanah.
Sehingga dapat mempermudah proses pemadatan beton.
5.
Beton Sobi – sobi atau Gewel
Beton Sobi
– sobi atau yang biasa dikenal dengan “ gewel “ berbenuk batang yang disusun
seperti segitiga sama sisi di bagian atas dan bertumpu pada beberapa beton
Ring. Fungsi dari beton Gewel sebagai penompang atau penyangga utama atap
rumah. Ukuran gewel yaitu 15 cm x 15 cm dengan panjang tergantung dari
kontruksi bangunan yang direncanakan.
6.
Beton Cakar Ayam
Beton Cakar
Ayam merupakan beton berbentuk balok yang ditanam di dalam tanah. Beton Cakar
Ayam berfungsi untuk memperkuat bangunan. Karena sesuai dengan konsep tekanan
pada fisika. Jadi
semakin besar luas penampang maka tekanan atau kekuatan yang dihasilkan semakin
kuat. Sehingga cakar ayam sangat penting dalam proses pembuatan bangunan karena
memepengaruhi kekuatan bangunan tersebut.
4.
Bahan Pembuatan Beton
No.
|
Nama Bahan
|
Komposisi
|
1.
|
Pasir
|
3 Bagian
|
2.
|
Koral
|
2 Bagian
|
3.
|
Semen
|
1 Bagian
|
4.
|
Air
|
Secukupnya
|
Tabel 1. Bahan
Pembuatan Beton
B.
IJUK
B.1 Asal Mula Ijuk
Masyarakat
pada umumnya, sudah sejak lama mengenal pohon aren sebagai pohon yang dapat
menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan. Hampir sebagian produk
tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki ekonomi.
Bagian-bagian
fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar (untuk obat tradisional),
batang (untuk berbagai peralatan dan tepung), ijuk (untuk keperluan bangunan
bagian atap), daun (khususnya daun muda untuk pembungkus dan merokok), demikian
pula dengan hasil produksinya seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai
bahan makanan dan minuman.
Saat ini
tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu : Arenga Pinata (wurmb), Arenga Undulatitolia
Bree, Arenga Westerhoutii Grift dan Arenga Ambcang Becc. Diantaranya jenis
tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah Arenga Pinata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau.
Aren
termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). Batangnya tidak berduri, tidak
bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65
meter. Tanaman ini hampir mirip pohon kelapa. Perbedaannya, jika pohon kelapa
batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon
aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun
yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah,
batang pohon aren sering ditumbuhi oleh banyak tanaman jenis paku-pakuan.
Tangkai
daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helai daun panjangnya dapat
mencapai 1,45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lilin.
Gambar 2.1 Pohon Aren ( Arenga pinnata )
Sumber: ( Dokumentasi Peneliti )
Penyebaran dan Syarat Tumbuh
Wilayah penyebaran aren terletak antara garis
lintang 20º LU – 11º LS yaitu meliputi : India, Srilangka, Banglades, Burma,
Thailand, Laos, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Hawai, Philipina, Guam, dan
berbagai pulau disekitar pasifik. (Burkil, 1935); Militer, 1964; Pratiwi
(1989).
Di indonesia tanaman aren
tedapat dan tersebar hampir diseluruh wilayah Nusantara, khususnya di daerah
perbukitan dan lembah. Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi
tanah yang khusus (Hatta-Sunarto 1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah
liat, berlumpur dan berpasir., tetapi aren tidak tahan pada tanah yang kadar
asamnya tinggi (ph tanah terlalu asam). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 9 –
1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik petumbuhannya pada
ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari
1.200 mm setahun pada iklim sedang dan basah menurut Schmidt dan Ferguson.
Aren (Arrenge
Pinnata) mempunyai banyak nama daerah seperti : Bakjuk/Bakjok (Aceh), Pola/Paula
(Karo), Bagot (toba), Agaton/Bargat (Mandailing), Onau/Neluluk/Nanggong (Jawa),
Aren/Kawung (Sunda), Hanau (Dayak, Kalimantan), Onau (Toraja, Sulawesi),
Mana/Nawa-nawa (Ambon, Maluku).
Jenis produk yang di hasilkan
dari pohon aren yaitu sebagai berikut :
1. Ijuk sebagai bahan baku pembuatan
peralatan keperluan rumah tangga, contoh : Kelut.
2. Nira sebagai bahan baku gula merah, tuak,
dan cuka.
3. Kolang-kaling yang dihasilkan dari pohon
buah aren.
4. Tepung aren sebagai bahan baku pembuatan
sabun, mie, dawet (cendol).
5. Batang pohon sebagai bahan bangunan dan
peralatan rumah tangga.
Ijuk dihasilkan
dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun sampai dengan
tongkol-tongkol bunganya keluar. Pohon yang masih muda produksi ijuknya kecil.
Demikian pula pohon yang berbunga kualitas dan ijuknya tidak baik. Pemungutan
ijuk dapat dilakukan dengan memotong pangkal pangkal pelepah-pelepah daun,
kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu lepas dengan
menggunakan parang dari tempat ijuk itu menempel.
Lempengan-lempengan
anyaman ijuk yang baru dilepas dari pohon aren, masih mengandung lidi-lidi
ijuk. Lidi-lidi ijuk dapat dipisahkan dari serat-serat ijuk dengan menggunakan
tangan. Untuk membersihkan serat ijuk dari berbagai kotoran dan ukuran serat
ijuk yang besar, digunakan sisir kuat. ijuk yang sudah dibersihkan dapat
dipergunakan untuk membuat tambang ijuk, sapu ijuk, atap ijuk dan lain-lain.
B.2 Klasifikasi Aren
Kingdom :
Plantae (tumbuhan)
Sub-kingdom :
Trachebionta (berpembuluh)
Superdivisio :
Spermatomitha (menghasilkan biji)
Divisio :
Magnoliophyta (berbunga)
Kelas :
Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Sub-kelas :
Arecidae
Ordo :
Arecales
Familia :
Arecacrae
Genus :
Arenga
Spesies :
Arenga Pinatta Merr
B.3 Pemanfaatan Aren
Pohon aren
dapat dimanfaatkan, baik berfungsi konservasi maupun fungsi produksi yang
menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai nilai ekonomi.
6. Fungsi Konservasi
Pohon aren
dengan berakar yang dangkal dan melebar akan sangat bermanfaat untuk mencegah
terjadinya erosi tanah. Demikian pula dengan daun yang cukup lebat dan batang
yang tertutup dengan lapisan ijuk, akan sangat efektif untuk menahan turunnya
air hujan yang langsung kepermukaan tanah. Selain itu pohon aren yang dapat
tumbuh baik pada tebing-tebing, akan sangat baik sebagai pencegah erosi
longsor.
7. Fungsi Produksi
Fungsi
produksi dari pohon aren dapat diperoleh mulai dari akar, batang, daun, bunga
dan buah. Di Jawa akar aren untuk berbagai obat tradisional (Heyne,
1927;Dongen, 1913 dalam Burkil 1935). Akar segar akan menghasilakn arak yang
digunakan sebagai obat sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru.
Batang yang keras digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan
ada pula yang digunakn untuk bahan bangunan. Batang bagian dalam dapat
menghasilkan sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai dalam pembuatan roti,
soun, mie dan campuran pembuatan lem (Miller, 1964). Sedangkan ujung batang
yang masih muda (Umbut) yang rasanya manis dapat digunakan sebagai sayur mayur
(Burkil, 1935).
Daun muda, tulang daun dan
pelepah daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk pembungkus rokok, sapu lidi dan
tutup botol sebagai pengganti gabus. Tangkai bunga bila dipotong akan
mengahsilkan cairan berupa nira yang mengandung zat gula dan dapat diolah
menjadi gula aren atau tuak (Steenis, 1975). Buahnya dapat diolah menjadi
makanan seperti kolang-kaling yang banyak digunakan untuk campuran es. Kolak
atau dapat juga dapat dibuat manisan kolang-kaling.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Dalam
Penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif
kuantitatif yaitu suatu metode
penelitian yang menggunakan data berupa angka atau statistik dalam
mendiskripsikan laporan penelitian. Metode ini mempunyai keunggulan lebih peka
dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama
terhadap pola-pola permasalahan yang dihadapi pada penelitian ijuk penguat
beton ini.
Metode ini dipilih karena penelitian ini menyangkut
tentang pengaruh pemakaian ijuk pada sebagai salah satu campuran pada beton.
peneliti mengumpulkan data-data stastistik berupa skor hasil uji coba produk
yang berupa ijuk sebagai pendamping besi pada beton. sehingga mempermudah
peneliti untuk membuat hubungan antar obyek kajian. Dalam penelitian ini,
metode deskriptif kuantitatif mempermudah peneliti untuk membandingkan hasil
uji coba produk kami yang berupa beton berkekuatan ijuk yang menggunakan ijuk
sebagai pendampinf besi dalam beton. produk tersebut berukuran kecil untuk diestimasikan
pada beton yang berada dalam bangunan pada umumnya.
Dalam penelitian ini, pneliti menggunakan variabel penelitian. Variabel
penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh, yang memiliki nilai (ukuran
tertentu) dan dapat berubah sesuai perlakuan tertentu. Adapun beberapa variabel
dalam penelitian ini adalah : pasir dan koral, ijuk, suhu, kelembapan,, waktu.
Diantara variabel-variabel tersebut peneliti memilih variabel ada atau tidaknya
campuran ijuk dalam pembuatan beton yang diteliti mengenai pengaruh ijuk
terhadap kekuatan serta berat beton. variabel yang lain tidak diteliti. Selain
itu peneliti menghilangkan besi sebagai variabel pada waktu eksperimen karena
baik beton yang terdapat ijuk dan tidak memakai ijuk sama-sama terdapat besi.
Sehingga hal ini untuk mempermudah pengetesan. Variabel ijuk disebut variabel
bebas, sedangkan variabel yang lain (suhu, udara) disebut variabel kontrol.
Kadar air dalam pembuatan beton disebut juga variabel terikat, adapun skema penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Perlakuan
(Variabel
Bebas)
Kondisi Awal Kondisi Akhir
Objek
Penelitian Eksperimen
(Kondisi awal
diseragamkan) (Kondisi
Akhir diukur)
Faktor
lain yang Ikut Berpengaruh
Diseragamkan
(Variabel
Terikat)
Gambar
3.1 Skema Penelitian
C.
Sampel Penelitian
Dalam Penelitian ini, peneliti mengambil
beberapa sampel beban yang mampu ditahan serta berat beton itu sendiri. hal
tersebut dilakukan dengan memberi perlakuan berbeda tiap sampel.
No
|
Kode Sampel
|
Perlakuan
|
1
|
X
|
Pembuatan beton dengan menggunakan ijuk
|
2
|
Y
|
Pembuatan beton tanpa menggunakan ijuk
|
Tabel 2. Cara Pengambilan Sampel
|
Gambar 3.1 Sampel X dan Y
|
Sumber: ( Dokumentasi Peneliti)
D.
Setting Penelitian
1)
Waktu Penelitian
Penelitian
ijuk pendamping besi dalam beton ini dilaksanakan tanggal 15 s/d
2)
Tempat Penelitian
E.
Melakukan Penelitian
1.
Pencarian Ijuk
Kami melakukan pencarian ijuk di daerah Slahung, Ponorogo.
Karena di daerah tersebut banyak terdapat tanaman aren. Dari tanaman tersebut
kami ambil seratnya yaitu ijuk. Kami membelinya kepada seseorang pedagang
dengan harga Rp 200 /kg.
2.
Pengolahan Ijuk
Gambar 3.2 pembuatan uliran ijuk
|
Sumber: ( Dokumentasi Peneliti)
Ijuk yang telah kami beli dibuat berulir dengan
tujuan untuk menyatukan kekuatan materi campuran semen dan pasir dengan ijuk
tersebut. Setelah ijuk selesai dibuat berulir lalu kami potong dengan panjang 1
meter.
3. Tahap Mencetak
Gambar 3.3 Tahap Mencetak beton
|
Sumber: ( Dokumentasi Peneliti)
Setelah cetakan telah jadi,
kami mencetak balok dan dak dengan perbandingan pasir dan semen 5 : 1 serta air
yang disesuaikan.
Untuk balok uliran ijuk
diletakkan 4 buah di dalam beton, sedangkan dak, ijuk diletakkan di tengah dak
beton.
4. Tahap Menimbang
Gambar 3.4 Menimbang berat beton
|
Sumber: (
Dokumentasi Peneliti)
Setelah beton kering kemudian
ditimbang satu-persatu.
5. Tahap Menimbang Massa dan Volume Ijuk dan
Beton
Gambar 3.5 Mencari
massa dan Volume ijuk serta beton
|
Sumber: (
Dokumentasi Peneliti)
Pengukuran massa ini digunakan
untuk perbandingan volume yang kemudian juga untuk membandingkan harga. Sehingga
membuktikan lebih irit memekai ijuk.
6. Pengetesan Beton
|
Add caption |
Gambar 3.6 mencari
beban yang bisa ditahan beton
|
Sumber: (
Dokumentasi Peneliti)
Kami menggunakan pasir dalam
timba sebagai beban hingga beton roboh. Kemudian kami menimbang pasir tersebut
sebagai beban yang bisa ditampung beton.
BAB IV
HASIL PENILITIAN
A.
Balok
PERCOBAAN
|
BERAT BETON DAN KEKUATANNYA
|
MI
|
TMI
|
Percobaan I
Percobaan II
Percobaan III
Percobaan IV
Percobaan V
Percobaan VI
|
55,5 kg (3,15 kg)
45,5 kg (2,75 kg)
53 kg (2,75 kg)
63 kg (3,3 kg )
67 kg (3,75 kg)
69 kg (3,8 kg)
|
53 kg (4,15 kg)
34,5 kg (2,75 kg)
48 kg (3,6 kg)
46 kg (3,25 kg)
63 kg (4,5 kg)
34,5 kg (2,75 kg)
|
Jumlah Total
|
353 kg (19,5 kg)
|
279 kg (21 kg)
|
Rata-Rata
|
58,83 kg (3,25 kg)
|
46,5 kg (3,5 kg)
|
Tabel 3. hasil eksperimen pada beton
1. Berat rata-rata beton TMI = 3,5 kg
2. Berat rata-rata beton MI =
3,25 kg
( ) = Berat
beton
Panjang = 0,5 meter
Lebar = 0,05 meter
Tinggi = 0,05 meter
TMI :
Tidak Memakai Ijuk
MI :
Memakai Ijuk
|
B.
Dak
PERCOBAAN
|
BERAT BETON DAN KEKUATANNYA
|
MI
|
TMI
|
Percobaan I
Percobaan II
Percobaan III
Percobaan IV
|
52,5 kg (4,25 kg)
83,5 kg (6,35 kg)
83,5 kg (6,35 kg)
78 kg (5,45 kg)
|
43,5 kg (4,7 kg)
69,5 kg (6,75 kg)
61 kg (6,35 kg)
49,5 kg (5,2 kg)
|
Jumlah Total
|
297,5 kg (22,4 kg)
|
223,5 kg (23 kg)
|
Rata-Rata
|
74,375 kg (5,6 kg)
|
55,875 kg (5,75 kg)
|
Tabel 4. Hasil eksperimen pada
dak
1. Berat rata-rata beton TMI = 5,75 kg
2. Berat rata-rata beton MI =
5,6 kg
C.
Massa Jenis Beton
EKSPERIMEN
|
MASSA (M)
|
VOLUME (V)
|
MASSA JENIS
|
A
B
C
D
E
|
10 gr
10 gr
10 gr
10 gr
10 gr
|
5 ml
3 ml
2 ml
2 ml
3 ml
|
2 gr/ml
3,3 gr/ml
5 gr/ml
5 gr/ml
3,3 gr/ml
|
Jumlah
Total
|
50 gr
|
15 ml
|
18,5 gr/ml
|
Rata-Rata
|
10 gr
|
3 ml
|
3,72 gr/ml
|
Tabel 5. Hasil mencari massa jenis beton
D.
Massa Jenis Ijuk
EKSPERIMEN
|
MASSA (M)
|
VOLUME (V)
|
MASSA JENIS
|
A
B
C
D
E
|
5 gr
5 gr
5 gr
5 gr
5 gr
|
4,5 ml
4,5 ml
4 ml
4,5 ml
4,5 ml
|
1,1 gr/ml
1,1 gr/ml
1,25 gr/ml
1,1 gr/ml
1,1 gr/ml
|
Jumlah Total
|
25 gr
|
22 ml
|
5,65 gr/ml
|
Rata-Rata
|
5 gr
|
4,4 ml
|
1,13 gr/ml
|
Tabel 6. Hasil mencari massa jenis pada
ijuk
E.
Analisis Data
Menurut
hasil data di atas, dapat dianalisa bahwa beton yang memakai campuran ijuk
dapat menopang beban yang lebih kuat dari pada yang tidak memakai ijuk. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa beton yang memakai campuran ijuk lebih kuat dari pada
yang tidak memakai campuran ijuk. Begitu juga berat beton yang memakai campuran
ijuk lebih ringan dari pada yang tidak memakai campuran ijuk. Sehingga ini
sangat efisien dalam inovasi bangunan pada masa sekarang.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti menyimpulkan beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Penggunakan ijuk selama ini masih belum
maksimal jika dilihat dari melimpahnya ijuk, jadi dengan adanya produk ijuk
pendamping besi dalam beton ini, akan membantu memanfaatkan ijuk yang melimpah
dengan hasil yang lebih bagus dan menguntungkan.
2. Ijuk dapat dijadikan penguat pada beton
karena sifatnya beton dapat ringan kuat serta elastis.
3. Bahwa serapuh-serapuhnya beton yang
memakai ijuk masih rapuh yang tidak memakai ijuk serta sekuat-kuatnya beton
yang tidak memakai ijuk masih kuat beton yang memakai ijuk. Sehingga kekuatan
beton maupun dak yang memakai penguat perpaduan ijuk dengan besi lebih kuat
jika dibandingkan dengan beton dan dak yang memakai penguat besi saja.
4. Dengan dasar teori yang sudah ada produk
ini bisa diterapakan pada bangunan, karena lebih kuat, ringan serta mempunyai
tingkat ekonomis yang tinggi.
B.
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian yang sudah dinyatakan diatas, maka peniliti dapat memberi
saran-saran untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan renungan.
Saran-saran yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Bagi arsitektur, keteknik sipilan dan semua masyarakat, dalam bangunan harus memperhatikan
kekuatan, biaya serta keringanan beton dalam bangunan.
2. Lebih baik menggunakan ijuk sebagai
pendamping besi dalam beton untuk keefektifan beton seperti tercantum dalam
poin 1.
3. Lembaga pemerintah hendaknya memberi
motivasi sebagai upaya perkembangan inovasi terbaru beton. Seperti contohnya
mengadakan seminar atau penyuluhan tentang inovasi terbaru beton. Sehigga
masyarakat luas dapat menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Definisi ijuk (online). (http://id.Wikimedia.org/wiki/enau, diakses tanggal
06 Maret 2009
Arifin. E. Zaenal.2006. Dasar-dasar
Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo.
Macam-macam beton (online). (www.otakku.com)
Ir. Tri Mulyono MT., Teknologi
Beton, ANDI Yogyakarta, 2005