buat saya

hidup cuma skali, pakek clana pendek sampek tua nggak takut. yang penting usaha, bekerja semampunya. sukses bukan karna pintar tapi karna bejo. saya harus jadi pengusaha muda . sukses sukses dan sukses !!! super...

Rabu, 02 Januari 2013

KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2012 (bag.1)


Grafik Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Penganggur2010–2012 (juta orang)
 

  1. Tingkat  Pengangguran  Terbuka  (TPT)  di Indonesia  pada  Februari  2012  mencapai 6,32 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen  dan  TPT  Februari  2011  sebesar 6,80 persen.
  2. Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 112,8 juta orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2011 sebesar 109,7 juta orang atau bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan Februari 2011.
  3. Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 120,4 juta orang, bertambah sekitar 3,0 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2011 sebesar 117,4 juta orang atau bertambah sebesar 1,0 juta orang dibanding Februari 2011.
  4. Selama setahun terakhir (Februari 2011―Februari 2012), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Perdagangan sekitar 780 ribu orang (3,36 persen), serta Sektor Keuangan sebesar 720 ribu orang (34,95 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian 1,3 juta orang (3,01 persen) dan Sektor Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi sebesar 380 ribu orang (6,81 persen).
  5. Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2012, sebesar 77,2 juta orang (68,48 persen) bekerja 35 jam ke atas per minggu, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 per minggu mencapai 6,9 juta orang (6,08 persen).
  6. Pada Februari 2012, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebesar 55,5 juta orang (49,21 persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan diploma sekitar 3,1 juta orang (2,77 persen) dan pekerja dengan pendidikan universitas hanya sebesar 7,2 juta orang (6,43 persen).


Sumber:
Laporan Bulanan Data Sosial ekonomi
Katalog BPS: 9199017
Edisi 24, mei 2012
 

Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2012 (bag.2)

FEBRUARI 2012: Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 6,32 persen.
* Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Pengangguran 
Keadaan ketenagakerjaan di Indonesia pada Februari 2012 menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk  bekerja  dan penurunan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2012 bertambah sebesar 3,0 juta orang dibanding keadaan Agustus 2011 dan bertambah  1,0 juta orang dibanding keadan Februari 2011. Penduduk yang bekerja pada Februari 2012 bertambah sebesar 3,1 juta orang dibanding keadaan Agustus 2011 dan bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2011). Sementara, jumlah penganggur pada Februari 2012 mengalami penurunan  sekitar 90 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2011 dan mengalami penurunan sebesar 510 ribu orang jika dibanding keadaan Februari 2011. Meskipun jumlah angkatan kerja bertambah, tetapi dalam satu tahun terakhir terjadi penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 0,30 persen poin.
* Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2012 tidak mengalami perubahan, dimana sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Sektor Industri secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Indonesia Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011, jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Pertanian sebesar 1,9 juta orang (4,75 persen), Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar 720 ribu orang (4,32 persen), serta Sektor Perdagangan sekitar 620 ribu orang (2,65  persen). Sedangkan sektor-sektor   yang mengalami penurunan adalah Sektor Industri sebesar 330 ribu orang (2,27  persen) dan Sektor Konstruksi sebesar 240 ribu orang (3,78 persen). Sementara, jika dibandingkan dengan Februari 2011 hampir semua sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja,  kecuali Sektor Pertanian dan  Sektor Transportasi, Pergudangan,  dan Komunikasi,  masing-masing mengalami penurunan jumlah  pekerja sebesar 3,01 persen dan 6,81 persen.
* Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori  buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2012 sekitar 42,1 juta orang (37,29 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 70,7 juta orang  (62,71  persen) bekerja pada  kegiatan informal.

Dalam setahun terakhir (Februari  2011―Februari  2012),  pekerja  dengan status berusaha dibantu  buruh tetap bertambah 340 ribu orang dan pekerja berstatus buruh/karyawan bertambah sebesar 3,6 juta orang. Peningkatan ini menyebabkan jumlah pekerja formal bertambah sebesar 4,0 juta orang dan persentase pekerja formal naik dari 34,24 persen pada Februari 2011 menjadi 37,29 persen pada Februari 2012. Komponen pekerja informal terdiri  dari  pekerja dengan status  berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di nonpertanian, dan  pekerja keluarga/tak  dibayar. Dalam setahun terakhir (Februari  2011―Februari  2012),  pekerja informal berkurang  sebesar 2,4  juta orang dan persentase pekerja informal berkurang dari 65,76 persen pada Februari 2011 menjadi 62,71  persen pada Februari 2012. Penurunan  ini berasal dari hampir seluruh komponen pekerja informal, kecuali pekerja bebas di nonpertanian.
* Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Secara umum, komposisi jumlah orang yang  bekerja menurut jam kerja per minggu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu pekerja pada kelompok 35 jam ke atas per minggu pada Februari 2012 jumlahnya mencapai 77,2 juta  orang  (68,48 persen). Namun dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh meningkat 1,36 juta orang (3,98 persen) dan hingga Februari 2012 masih terdapat  6,9 juta (6,08 persen) pekerja yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu.
* Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan
  • Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2012 masih  didominasi oleh pekerja berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah 55,5 juta orang (49,21 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebesar 20,3 juta (17,99  persen). Pekerja berpendidikan tinggi hanya sekitar 10,3 juta orang mencakup 3,1 juta orang (2,77 persen) berpendidikan diploma dan 7,2 juta orang (6,43 persen) berpendidikan universitas. Perbaikan kualitas pekerja ditunjukkan  oleh kecenderungan menurunnya pekerja berpendidikan rendah  (SMP kebawah) dan meningkatnya  pekerja berpendidikan  tinggi (diploma dan universitas). Dalam setahun terakhir, pekerja berpendidikan rendah menurun  dari 76,3 juta orang (68,60 persen) pada Februari  2011  menjadi 75,8 juta orang (67,20 persen) pada Februari  2012. Sementara, pekerja berpendidikan tinggi meningkat dari 8,9 juta orang (7,96 persen) pada Februari 2011 menjadi 10,3 juta orang (9,19 persen) pada Februari 2012.
    * Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

    Jumlah pengangguran pada Februari 2012 mencapai 7,6 juta orang, dengan Tingkat Pengangguran  Terbuka (TPT) cenderung menurun, dimana TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen turun dari TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen dan TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen. Pada Februari 2012, TPT untuk  pendidikan menengah  masih tetap menempati  posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 10,34 persen dan TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,51 persen.  Jika dibandingkan  keadaan Agustus  2011, TPT pada hampir  semua  tingkat  pendidikan cenderung turun, kecuali TPT untuk  tingkat pendidikan SD kebawah naik 0,13 persen poin dan TPT untuk tingkat pendidikan Diploma I/II/III naik 0,34 persen poin.

    Sumber : Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012
     

link temen-temen

berbagi ilmu dan pengalaman Ijuk Pendamping Besi dalam Beton


IJUK PENDAMPING BESI DALAM BETON
Oleh :
Sofyan Ali Pradana
Di Bantu oleh Pembimbing
Drs. Subiakto



Penelitian atau Karya Tulis ini telah :
1. Menjadi finalis Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS) dan LIPI di gedung KEMENDIKNAS Jakarta tanggal 16-20 November 2009.
2.      Menjadi finalis Indonesia Science Project Olimpiad (ISPO) yang diadakan oleh PASIAD TURKI bekerja sama dengan KEMENDIKNAS dan LIPI di Balai Sarbini dan Balai Kartini Jakarta tanggal 2-5 Maret 2010.
Penelitian atau Karya Tulis ini dapat dilihat dan diunduh selengkapanya di :
  1. https://www.facebook.com/sofyan.a.pradana/notes
  2. http://sofyanpradana.blogspot.com/
  3. Atau dapat menghubungi peneliti atau pembimbing.





PROFIL PEMBIMBING





 NAMA                       : Drs. SUBIAKTO
ALAMAT                     : Ds. Smberejo, Kec. Balong, Kab. Ponorogo
NO. HP                       : 0813 5922 2652
PEKERJAAN             : Guru
INSTANSI                 : SMPN 2 Balong
KESAN PENELITI KEPADA PEMBIMBING:
Beliau adalah seorang guru yang sejak dulu saya kagumi. Sekarang saya melanjutkan studi Teknik Sipil berkat motivasi beliau. Berbagai penelitian beliau lakukan dengan mengajak anak didiknya termasuk saya. Beliau adalah seorang yang jujur, dan bijaksana. Berbagi penelitian dan teori beliau lakukan dengan otaknya yang cerdas dan inovatif. Banyak sekali teori-teori dan ide-ide yang beliau temukan dengan penelitiannya termasuk penelitian Ijuk Pendamping Besi Dalam Beton. Dengan ini beliau ingin anak didiknya tersebut sukses. Jika sukses, beliau ingin anak didiknya tersebut dapat membantu anak-anak cerdas namun kurang dalam hal ekonomi. Maka dari itu dengan menampilkan karya tulis ini di tautan facebook dan blog, saya ingin nama beliau dikenal.

PROFIL PENELITI
NAMA                        : SOFYAN ALI PRADANA
ALAMAT                    : Ds. Ngumpul, Kec. Balong, Kab. Ponorogo
NO. HP                       : 0856 5560 2626
PEKERJAAN             : Mahasiswa
INSTANSI                 : Politeknik Negeri Malang











ABSTRAKSI
Dalam penelitian ini peneliti mengangkat pemanfaatan ijuk (serat alam) sebagai alternative bahan pembuatan beton yang diaplikasikan dalam bangunan, karena kita ketahui bahwa ijuk adalah serat alami yang sulit busuk karena tidak ada decomposer yang dapat menguraikan ijuk tersebut.
Selain itu di Indonesia banyak sekali tumbuhan aren dimana ijuk diambil dari pohon aren tersebut. Kita tahu bahwa ijuk adalah serat aren yang kuat dan tahan lama. Sehingga dalam naskah atau karya tulis ini peneliti menyampaikan penemuannya yaitu inovasi beton yang efisien. Maksudnya adalah kami membuat inovasi beton yang lebih kuat, ringan dan mempunyai nilai ekonomis yang relative rendah (murah). Peneliti memberikan ijuk atau serat aren dalam beton sebagai pendamping besi. Peneliti  mendapat hasil yang menakjubkan dan pertama di dunia yakni pemanfaatan ijuk dalam beton.
Langkah pertama yang kami lakukan yaitu mencari ijuk. Setelah mendapatkannya, ijuk tersebut kami buat berulir dengan tujuan untuk menyatukan kekuatan materi campuran semen dan pasir dengan ijuk tersebut. Kemudian kami mencetak beton dengan ukuran 50x5x5 cm dengan menghilangkan variabel besi untuk memudahkan dalam eksperimen. Pada tahap berikutnya ditimbang satu-persatu. Kemudian diberi beban sesuai kekuatan beton tersebut. Ternyata berdasarkan eksperimen didapatkan bahwa beton yang memakai campuran ijuk lebih murah, kuat, dan lebih ringan dibandingkan dengan beton yang tidak memakai campuran ijuk di dalamnya. Hal ini dikarenakan pemakaian ijuk dapat memperkecil jumlah penggunaan pasir dan semen pada beton. Selain itu ijuk menambah kekuatan beton karena sifatnya yang lentur dan kuat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang menggunakan data berupa angka atau statistic dalam mendiskripsikan laporan penelitian. Karena menyangkut pengaruh ijuk pada beton maka peneliti mengaplikasikan pada rumah.
Penelitian ini masih dalam tahap awal dengan beberapa kali perubahan untuk hasil yang lebih sempurna. Sehingga perlu ada tindak lanjut berupa uji coba dalam waktu yang lebih lama, untuk mengetahui kadar ketahanan dari produk. Karena peneliti hanya meneliti serta menguji coba ijuk sebagai pendamping besi dalam beton dengan cara yang sederhana dan waktu yang lebih singkat. Sehingga hasil karya ini disosialisasikan kepada masyarakat agar dapat dijadikan alternative atau terobosan baru dalam ranah dunia konstruksi bangunan.




KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul Ijuk Pendamping Besi Dalam Beton untuk diikutkan dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang diselenggrakan oleh LIPI dan Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2009, serta diajukan untuk Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) yang diselenggarakan oleh PASIAD TURKI Indonesia tahun 2010. Karya tulis ini juga diajukan untuk permohonan beasiswa PPA Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) tahun 2012.
Dengan terselesaikannya karya tulis ini, peneliti tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.      Bapak Drs. Subiakto selaku pembimbing yang membina peneliti dalam penelitian dan pembuatan karya tulis ini.
2.      Kedua orang tua peneliti yang mendukung dan membiayai sebagian anggaran untuk melakukan penelitian ini.
3.      Serta semua pihak yang telah membantu sehingga karya tulis ini selesai tepat pada waktunya.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala keredahan hati, peneliti membuka diri terhadap kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya karya tulis yang lebih berkualitas di masa yang akan datang. 

  






DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINILITAS........................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B.     Perumusan masalah .............................................................................. 2
C.     Hipotesis .............................................................................................. 2
D.    Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
E.     Kegunaan Penilitian ............................................................................. 3
F.      Pemabatasan Masalah .......................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.    Beton ................................................................................................... 4
B.     Asal Mula Ijuk ..................................................................................... 6
C.     Klasifikasi Aren ................................................................................... 9
D.    Pemanfaatan Aren ............................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.    Bahan dan Alat Penelitian ................................................................... 11
B.     Tahap Persiapan ................................................................................... 11
C.     Tahap Mencetak ................................................................................... 12
D.    Tahap Menimbang Serta Eksperimen .................................................. 13
E.     Menghitung Massa dan Volume .......................................................... 13
F.      Pengetesan Beton ................................................................................ 13
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.    Balok .................................................................................................... 14
B.     Dak ...................................................................................................... 15
C.     Massa Jenis Beton ................................................................................ 15
D.    Massa Jenis Ijuk ................................................................................... 16
E.     Analisa Data ........................................................................................ 16
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan .......................................................................................... 17
B.     Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 18
LAMPIRAN I........................................................................................................ 19
LAMPIRAN II....................................................................................................... 20
LAMPIRAN III..................................................................................................... 21






BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan kita terdapat tiga macam kebutuhan pokok yaitu: sandang , pangan, dan papan. Salah satu kebutuhan pokok tersebut tidak terpenuhi maka tidak seimbanglah kehidupan kita ini. Maka dari itu kita harus menyeimbangkan kebutuhan tersebut.
Salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi adalah papan. Dengan membuat rumah sebagai papan kita dapat berlindung di rumah tersebut. Dengan begitu kita harus membuat rumah yang kuat, nyaman tetapi murah.
Selain itu faktor harga besi, semen dan pasir yang cukup mahal. Sehingga apabila seseorang membangun proyek bangunan yang besar pasti akan mengeluarkan banyak biaya. Belum lagi jika seseorang ingin membuat bangunan bertingkat, tentunya untuk lantai atas juga memelurkan kekuatan untuk menyangga beban dengan biaya yang tidak kecil. Hal ini membuat seseorang yang ingin membangun merasa terbebani. 
Bukan hanya itu saja, kuat tidaknya bangunan tersebut harus ditentukan dengan teliti oleh arsitek bangunan sekarang. Hal itu menyangkut umur bangunan tersebut bahkan nyawa manusia yang berlindung di bawah rumah tersebut. Karena meskipun bangunan itu masih baru bisa jadi roboh karena beton tidak dapat menyangga beban dirinya sendiri. Hal tersebut pada umumnya dikarenakan oleh perbandingan yang kurang tepat antara berat beton penyangga bangunan dengan berat maksimal beton tersebut untuk menyangga atau menopang beban itu sendiri. Maksudnya berat beton tersebut juga harus diperhitungkan. Bisa jadi bangunan roboh karena terlalu berat beban beton meskipun bangunan tersebut tanpa muatan beban. Sehingga kita harus jeli memperhitungkan keringanan beton.
Dengan begitu kami memperoleh solusi bahwa hal itu dapat kita atasi dengan mengurangi beban dari massa beton itu sendiri dengan mengurangi massa atau berat dari beton tersebut. Dapat kita lakukan dengan cara menambahkan serat aren yang biasa orang mengenal dengan sebutan ijuk, sebagai penguat beton di samping yang kita ketahui bahwa massa dari serat aren lebih ringan dari pada massa campuran pasir serta semen (lumpur) dengan volume sama.
 
Selain itu harga ijuk lebih murah dari pada campuran pasir serta semen yang volume yang sama pula. Dengan begitu kita dapat menghemat biaya, bukan hanya itu saja, ijuk tersebut tidak mudah busuk serta dapat mengikat campuran beton sehingga beton tidak mudah patah dan berat beton menjadi lebih ringan dan kuat. Oleh karena itu,  rasa partisipasi kami wujudkan dalam sebuah karya ilmiah dengan judul “IJUK PENDAMPING BESI DALAM BETON”.
  1. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka pertanyaan yang pelu dikaji dalam penilitian ini adalah :
1.      Bagaimanakah cara membuat beton yang ringan, kuat serta memiliki nilai ekonomis tinggi yang diaplikasikan pada bangunan?
2.      Apakah ijuk itu dan bagaimana pemanfaatan ijuk tersebut?
3.      Apakah ijuk dapat dimaafkan sebagai salah satu komposisi pada beton?
4.      Bagaimana ijuk sebagai penguat beton dapat diaplikasikan pada bangunan?
  1. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, kami merumuskan beberapa uraian hipotesis sebagai berikut :
1.      Solusi untuk mengatasi kekuatan dan massa beton adalah dengan menambahkan serat aren yang biasa disebut dengan ijuk sebagai campuran beton penyangga bangunan tersebut. Supaya beton penyangga bangunan tersebut lebih ringan, lebih kuat.
2.      Dengan menambahkan ijuk sebagai pendamping besi di dalam beton dapat mengurangi biaya pembangunan. Hal tersebut dikarenakan berat ijuk lebih ringan dibanding dengan berat campuran pasir dan semen dalam volume yang sama. Sehingga dapat  mengurangai pemakaian semen serta pasir.
  1. Tujuan Penelitian
Sesuai denagn rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk memberi solusi sebagai tujuan yakni :
1.      Dengan pemanfaatan ijuk sebagai bahan campuran semen dan pasir pada beton penyangga bangunan sebagai pendamping besi.
2.      Menumbangkan ide atau gagasan kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia khususnya dalam hal pembangunan.
  1. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan :
1.      Memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam penusuna karya tulis.
2.      Sebagai media untuk mengekspresikan ide atau gagasan yang kreatif dan bermanfaat.
3.      Menyumbangkan ide dasar dalam ranah dunia pembangunan.
4.      Sebagai langkah awal yang dicapai dalam pemanfaatan barang yang tidak memepunyai nilai guna/ limbah.
5.      Penghitungan, perbandingan dan cara kerja yang dilakukan akan memeberikan pilihan baru untuk dipertimbangkan penggunaannya, sehingga mengundang inisiatif untuk kreatif.
6.      Serta yang terpenting adalah penemuan beton yang kuat, ringan dan murah sehingga sangat bermanfaat bagi seluruh pihak.
  1. Pembatasan Masalah
Pada penilitian ini peneliti mengungkapkan ijuk yang sangat melimpah khususnya di wilayah Ponorogo dan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai salah satu bahan komposisi pembuatan beton dengan berbagai nilai plus yang dimilikinya. Penelitian ini dibatasi pada kajian pustaka tentang pengaruh campuran ijuk pada pembuatan beton. Serta  hanya menggunakan variabel perbandingan beton yang menggunakan ijuk dan yang tidak menggunakan ijuk baik untuk beton sebagai rangka bangunan maupun sebagai dak. Dengan ini peneliti mempunyai inovasi baru berupa beton yang mengunakan ijuk sebagai penguat. Selain kuat beton dan dak tersebut lebih ringan dan memeiliki nilai ekonomis sangat tinggi yang diaplikasikan pada beton.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Beton
1.      Definisi Beton
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. “(www.wikipedia.com)”
Beton adalah material utama yang digunakan dalam pembuatan bangunan. Bentuk paling umum  dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
2.      Fungsi Beton
Beton yang kuat dan keras sangat bermanfaat bagi pembanguan. Diantaranya adalah:
1.      Pengerasan Jalan
2.      Struktur Bngunan
3.      Fondasi Bangunan
3.      Macam-macam Beton
Dalam perkembangannya terdapat bermacam – macam beton hasil modifikasi.
a)      Berdasarkan sifatnya beton dapat dibedakan menjadi :
1.      Beton ringan
2.      Beton  semprot ( shotcrete )
3.      Beton fiber
4.      Beton berkekuatan tinggi
5.      Beton berkekuatan sangat tinggi
6.      Beton mampat sendiri ( self compacted concrete )
b)     Berdasarkan letaknya beton dapat dibedakan atas ;
1.    Beton Colom
Beton colom merupakan salah satu bentuk dari beberapa macam beton. Beton colom berbentuk batang yang disusun secara vertikal pada pondasi rumah. Ukuran dari beton colom yaitu 15 cm x 15 cm, dengan tinggi tergantung dengan kontruksi pada bangunan yang akan di bangun.
2.        Beton Ring atau Beton Gantung
Beton Ring merupakan salah satu macam beton yang berbentuk batang. Beton Ring terletak di antara beton Colom yang disusun secara horizontal. Ujung – ujung beton Ring bertumpu pada ujung atas beton Colom. Sehingga beton Ring juga sering disebut dengan beton Gantung. Adapun ukuran dari beton ring yaitu 15 cm x 20 cm dengan panjang sesuai kontruksi atau ukuran pada tiap bangunan.
3.        Beton Slove
Beton slove merupakan beton yang berada di bagian dasar bangunan. Beton slove disusun secara horizontal dan berada tepat di atas permukaan tanah. Adapun uurannya yaitu 20 cm x 15 cm denagn tinggi disesuaikan dengan ukuran bangunan yang ada.
4.  Beton Stross
Beton Stross merupakan beton yang berada paling bawah di antara beton – beton yang lainnya. Beton stross tertanam di dalam tanah. Bentuk beton Stross berbeda dengan beton yang lainnya. Beton Stross berbentuk lingkaran. Hal ini disebabkan karena kerangka beton Stross dibuat secara spiral. Adapun tujuan beton Stross dibuat berbentuk lingkaran agar memudahkan masuknya beton ke dalam tanah. Sehingga dapat mempermudah proses pemadatan beton.
5.        Beton Sobi – sobi atau Gewel
Beton Sobi – sobi atau yang biasa dikenal dengan “ gewel “ berbenuk batang yang disusun seperti segitiga sama sisi di bagian atas dan bertumpu pada beberapa beton Ring. Fungsi dari beton Gewel sebagai penompang atau penyangga utama atap rumah. Ukuran gewel yaitu 15 cm x 15 cm dengan panjang tergantung dari kontruksi bangunan yang direncanakan.
6.        Beton Cakar Ayam
Beton Cakar Ayam merupakan beton berbentuk balok yang ditanam di dalam tanah. Beton Cakar Ayam berfungsi untuk memperkuat bangunan. Karena sesuai dengan konsep tekanan pada fisika. Jadi semakin besar luas penampang maka tekanan atau kekuatan yang dihasilkan semakin kuat. Sehingga cakar ayam sangat penting dalam proses pembuatan bangunan karena memepengaruhi kekuatan bangunan tersebut.
4.      Bahan Pembuatan Beton
No.
Nama Bahan
Komposisi
1.
Pasir
3 Bagian
2.
Koral
2 Bagian
3.
Semen
1 Bagian
4.
Air
Secukupnya
Tabel 1. Bahan Pembuatan Beton
B.     IJUK
B.1 Asal Mula Ijuk
Masyarakat pada umumnya, sudah sejak lama mengenal pohon aren sebagai pohon yang dapat menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan. Hampir sebagian produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki ekonomi.
Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan dan tepung), ijuk (untuk keperluan bangunan bagian atap), daun (khususnya daun muda untuk pembungkus dan merokok), demikian pula dengan hasil produksinya seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
Saat ini tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu : Arenga Pinata (wurmb), Arenga Undulatitolia Bree, Arenga Westerhoutii Grift dan Arenga Ambcang Becc. Diantaranya jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah Arenga Pinata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau.
Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). Batangnya tidak berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 meter. Tanaman ini hampir mirip pohon kelapa. Perbedaannya, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi oleh banyak tanaman jenis paku-pakuan.
Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helai daun panjangnya dapat mencapai 1,45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lilin.
            
Gambar  2.1 Pohon Aren ( Arenga pinnata )
Sumber: ( Dokumentasi Peneliti )
            Penyebaran dan Syarat Tumbuh
            Wilayah penyebaran aren terletak antara garis lintang 20º LU – 11º LS yaitu meliputi : India, Srilangka, Banglades, Burma, Thailand, Laos, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Hawai, Philipina, Guam, dan berbagai pulau disekitar pasifik. (Burkil, 1935); Militer, 1964; Pratiwi (1989).
Di indonesia tanaman aren tedapat dan tersebar hampir diseluruh wilayah Nusantara, khususnya di daerah perbukitan dan lembah. Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus (Hatta-Sunarto 1982) sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumpur dan berpasir., tetapi aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya tinggi (ph tanah terlalu asam). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 9 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik petumbuhannya pada ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1.200 mm setahun pada iklim sedang dan basah menurut Schmidt dan Ferguson.
            Aren (Arrenge Pinnata) mempunyai banyak nama daerah seperti : Bakjuk/Bakjok (Aceh), Pola/Paula (Karo), Bagot (toba), Agaton/Bargat (Mandailing), Onau/Neluluk/Nanggong (Jawa), Aren/Kawung (Sunda), Hanau (Dayak, Kalimantan), Onau (Toraja, Sulawesi), Mana/Nawa-nawa (Ambon, Maluku).
Jenis produk yang di hasilkan dari pohon aren yaitu sebagai berikut :
1.      Ijuk sebagai bahan baku pembuatan peralatan keperluan rumah tangga, contoh : Kelut.
2.      Nira sebagai bahan baku gula merah, tuak, dan cuka.
3.      Kolang-kaling yang dihasilkan dari pohon buah aren.
4.      Tepung aren sebagai bahan baku pembuatan sabun, mie, dawet (cendol).
5.      Batang pohon sebagai bahan bangunan dan peralatan rumah tangga.
Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun sampai dengan tongkol-tongkol bunganya keluar. Pohon yang masih muda produksi ijuknya kecil. Demikian pula pohon yang berbunga kualitas dan ijuknya tidak baik. Pemungutan ijuk dapat dilakukan dengan memotong pangkal pangkal pelepah-pelepah daun, kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu lepas dengan menggunakan parang dari tempat ijuk itu menempel.
Lempengan-lempengan anyaman ijuk yang baru dilepas dari pohon aren, masih mengandung lidi-lidi ijuk. Lidi-lidi ijuk dapat dipisahkan dari serat-serat ijuk dengan menggunakan tangan. Untuk membersihkan serat ijuk dari berbagai kotoran dan ukuran serat ijuk yang besar, digunakan sisir kuat. ijuk yang sudah dibersihkan dapat dipergunakan untuk membuat tambang ijuk, sapu ijuk, atap ijuk dan lain-lain.
B.2 Klasifikasi Aren
Kingdom         : Plantae (tumbuhan)
Sub-kingdom  : Trachebionta (berpembuluh)
Superdivisio    : Spermatomitha (menghasilkan biji)
Divisio             : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas               : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Sub-kelas         : Arecidae
Ordo                : Arecales
Familia            : Arecacrae
Genus              : Arenga
Spesies            : Arenga Pinatta Merr
B.3 Pemanfaatan Aren
Pohon aren dapat dimanfaatkan, baik berfungsi konservasi maupun fungsi produksi yang menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai nilai ekonomi.
6.      Fungsi Konservasi
Pohon aren dengan berakar yang dangkal dan melebar akan sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya erosi tanah. Demikian pula dengan daun yang cukup lebat dan batang yang tertutup dengan lapisan ijuk, akan sangat efektif untuk menahan turunnya air hujan yang langsung kepermukaan tanah. Selain itu pohon aren yang dapat tumbuh baik pada tebing-tebing, akan sangat baik sebagai pencegah erosi longsor.
7.      Fungsi Produksi
Fungsi produksi dari pohon aren dapat diperoleh mulai dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Di Jawa akar aren untuk berbagai obat tradisional (Heyne, 1927;Dongen, 1913 dalam Burkil 1935). Akar segar akan menghasilakn arak yang digunakan sebagai obat sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru. Batang yang keras digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan ada pula yang digunakn untuk bahan bangunan. Batang bagian dalam dapat menghasilkan sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai dalam pembuatan roti, soun, mie dan campuran pembuatan lem (Miller, 1964). Sedangkan ujung batang yang masih muda (Umbut) yang rasanya manis dapat digunakan sebagai sayur mayur (Burkil, 1935).
Daun muda, tulang daun dan pelepah daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk pembungkus rokok, sapu lidi dan tutup botol sebagai pengganti gabus. Tangkai bunga bila dipotong akan mengahsilkan cairan berupa nira yang mengandung zat gula dan dapat diolah menjadi gula aren atau tuak (Steenis, 1975). Buahnya dapat diolah menjadi makanan seperti kolang-kaling yang banyak digunakan untuk campuran es. Kolak atau dapat juga dapat dibuat manisan kolang-kaling.







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.                     Metode Penelitian
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif
kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang menggunakan data berupa angka atau statistik dalam mendiskripsikan laporan penelitian. Metode ini mempunyai keunggulan lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola permasalahan yang dihadapi pada penelitian ijuk penguat beton ini.
            Metode ini dipilih karena penelitian ini menyangkut tentang pengaruh pemakaian ijuk pada sebagai salah satu campuran pada beton. peneliti mengumpulkan data-data stastistik berupa skor hasil uji coba produk yang berupa ijuk sebagai pendamping besi pada beton. sehingga mempermudah peneliti untuk membuat hubungan antar obyek kajian. Dalam penelitian ini, metode deskriptif kuantitatif mempermudah peneliti untuk membandingkan hasil uji coba produk kami yang berupa beton berkekuatan ijuk yang menggunakan ijuk sebagai pendampinf besi dalam beton. produk tersebut berukuran kecil untuk diestimasikan pada beton yang berada dalam bangunan pada umumnya.

B.     Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, pneliti menggunakan variabel penelitian. Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh, yang memiliki nilai (ukuran tertentu) dan dapat berubah sesuai perlakuan tertentu. Adapun beberapa variabel dalam penelitian ini adalah : pasir dan koral, ijuk, suhu, kelembapan,, waktu. Diantara variabel-variabel tersebut peneliti memilih variabel ada atau tidaknya campuran ijuk dalam pembuatan beton yang diteliti mengenai pengaruh ijuk terhadap kekuatan serta berat beton. variabel yang lain tidak diteliti. Selain itu peneliti menghilangkan besi sebagai variabel pada waktu eksperimen karena baik beton yang terdapat ijuk dan tidak memakai ijuk sama-sama terdapat besi. Sehingga hal ini untuk mempermudah pengetesan. Variabel ijuk disebut variabel bebas, sedangkan variabel yang lain (suhu, udara) disebut variabel kontrol. Kadar air dalam pembuatan beton disebut juga variabel terikat, adapun skema penelitian ini adalah sebagai berikut :
Perlakuan
(Variabel Bebas)
Kondisi Awal                                                  Kondisi Akhir
Objek Penelitian                                                          Eksperimen
(Kondisi awal diseragamkan)                         (Kondisi Akhir diukur)
Faktor lain yang Ikut Berpengaruh
Diseragamkan
(Variabel Terikat)
Gambar 3.1 Skema Penelitian
C.    Sampel Penelitian
                  Dalam Penelitian ini, peneliti mengambil beberapa sampel beban yang mampu ditahan serta berat beton itu sendiri. hal tersebut dilakukan dengan memberi perlakuan berbeda tiap sampel.
No
Kode Sampel
Perlakuan
1
X
Pembuatan beton dengan menggunakan ijuk
2
Y
Pembuatan beton tanpa menggunakan ijuk
Tabel 2. Cara Pengambilan Sampel


                            

Gambar 3.1 Sampel X dan Y


                              Sumber: ( Dokumentasi Peneliti)
D.    Setting Penelitian
1)      Waktu Penelitian
Penelitian ijuk pendamping besi dalam beton ini dilaksanakan tanggal 15 s/d
2)      Tempat Penelitian
E.     Melakukan Penelitian
1.      Pencarian Ijuk
Kami melakukan   pencarian ijuk di daerah Slahung, Ponorogo. Karena di daerah tersebut banyak terdapat tanaman aren. Dari tanaman tersebut kami ambil seratnya yaitu ijuk. Kami membelinya kepada seseorang pedagang dengan harga Rp 200 /kg.
2.      Pengolahan Ijuk

Gambar 3.2 pembuatan uliran ijuk
Sumber: ( Dokumentasi Peneliti)
Ijuk yang telah kami beli dibuat berulir dengan tujuan untuk menyatukan kekuatan materi campuran semen dan pasir dengan ijuk tersebut. Setelah ijuk selesai dibuat berulir lalu kami potong dengan panjang 1 meter.
3.      Tahap Mencetak



Gambar 3.3 Tahap Mencetak beton
Sumber: ( Dokumentasi Peneliti)
Setelah cetakan telah jadi, kami mencetak balok dan dak dengan perbandingan pasir dan semen 5 : 1 serta air yang disesuaikan.
Untuk balok uliran ijuk diletakkan 4 buah di dalam beton, sedangkan dak, ijuk diletakkan di tengah dak beton.
4.      Tahap Menimbang










Gambar 3.4 Menimbang berat beton
Sumber: ( Dokumentasi Peneliti)
Setelah beton kering kemudian ditimbang satu-persatu.
5.      Tahap Menimbang Massa dan Volume Ijuk dan Beton


 



Gambar 3.5 Mencari massa dan Volume ijuk serta beton
Sumber: ( Dokumentasi Peneliti)
Pengukuran massa ini digunakan untuk perbandingan volume yang kemudian juga untuk membandingkan harga. Sehingga membuktikan lebih irit memekai ijuk.
6.      Pengetesan Beton
 
Add caption










Gambar 3.6 mencari beban yang bisa ditahan beton
Sumber: ( Dokumentasi Peneliti)
Kami menggunakan pasir dalam timba sebagai beban hingga beton roboh. Kemudian kami menimbang pasir tersebut sebagai beban yang bisa ditampung beton.



BAB IV
HASIL PENILITIAN
A.    Balok
PERCOBAAN
BERAT BETON DAN KEKUATANNYA
MI
TMI
Percobaan I
Percobaan II
Percobaan III
Percobaan IV
Percobaan V
Percobaan VI
55,5 kg (3,15 kg)
45,5 kg (2,75 kg)
53 kg (2,75 kg)
63 kg (3,3 kg )
67 kg (3,75 kg)
69 kg (3,8 kg)
53 kg (4,15 kg)
34,5 kg (2,75 kg)
48 kg (3,6 kg)
46 kg (3,25 kg)
63 kg (4,5 kg)
34,5 kg (2,75 kg)
Jumlah Total
353 kg (19,5 kg)
279 kg (21 kg)
Rata-Rata
58,83 kg (3,25 kg)
46,5 kg (3,5 kg)
Tabel 3. hasil eksperimen pada beton
1.      Berat rata-rata beton TMI             = 3,5 kg
2.      Berat rata-rata beton MI               = 3,25 kg
( ) = Berat beton
Panjang           = 0,5    meter
Lebar               = 0,05  meter
Tinggi              = 0,05  meter
TMI    : Tidak Memakai Ijuk
MI       : Memakai Ijuk
B.     Dak
PERCOBAAN
BERAT BETON DAN KEKUATANNYA
MI
TMI
Percobaan I
Percobaan II
Percobaan III
Percobaan IV
52,5 kg (4,25 kg)
83,5 kg (6,35 kg)
83,5 kg (6,35 kg)
78 kg (5,45 kg)
43,5 kg (4,7 kg)
69,5 kg (6,75 kg)
61 kg (6,35 kg)
49,5 kg (5,2 kg)
Jumlah Total
297,5 kg (22,4 kg)
223,5 kg (23 kg)
Rata-Rata
74,375 kg (5,6 kg)
55,875 kg (5,75 kg)
Tabel 4. Hasil eksperimen pada dak
1.      Berat rata-rata beton TMI             = 5,75 kg
2.      Berat rata-rata beton MI               = 5,6    kg
C.    Massa Jenis Beton
EKSPERIMEN
MASSA (M)
VOLUME (V)
MASSA JENIS  
A
B
C
D
E
10 gr
10 gr
10 gr
10 gr
10 gr
5 ml
3 ml
2 ml
2 ml
3 ml
2 gr/ml
3,3 gr/ml
5 gr/ml
5 gr/ml
3,3 gr/ml
Jumlah Total
50 gr
15 ml
18,5 gr/ml
Rata-Rata
10 gr
3 ml
3,72 gr/ml

Tabel 5. Hasil mencari massa jenis beton
D.    Massa Jenis Ijuk
EKSPERIMEN
MASSA (M)
VOLUME (V)
MASSA JENIS
A
B
C
D
E
5 gr
5 gr
5 gr
5 gr
5 gr
4,5 ml
4,5 ml
4 ml
4,5 ml
4,5 ml
1,1 gr/ml
1,1 gr/ml
1,25 gr/ml
1,1 gr/ml
1,1 gr/ml
Jumlah Total
25 gr
22 ml
5,65 gr/ml
Rata-Rata
5 gr
4,4 ml
1,13 gr/ml
          Tabel 6. Hasil mencari massa jenis pada ijuk
E.     Analisis Data
Menurut hasil data di atas, dapat dianalisa bahwa beton yang memakai campuran ijuk dapat menopang beban yang lebih kuat dari pada yang tidak memakai ijuk. Hal ini dapat disimpulkan bahwa beton yang memakai campuran ijuk lebih kuat dari pada yang tidak memakai campuran ijuk. Begitu juga berat beton yang memakai campuran ijuk lebih ringan dari pada yang tidak memakai campuran ijuk. Sehingga ini sangat efisien dalam inovasi bangunan pada masa sekarang.





BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.    Penggunakan ijuk selama ini masih belum maksimal jika dilihat dari melimpahnya ijuk, jadi dengan adanya produk ijuk pendamping besi dalam beton ini, akan membantu memanfaatkan ijuk yang melimpah dengan hasil yang lebih bagus dan menguntungkan.
2.    Ijuk dapat dijadikan penguat pada beton karena sifatnya beton dapat ringan kuat serta elastis.
3.    Bahwa serapuh-serapuhnya beton yang memakai ijuk masih rapuh yang tidak memakai ijuk serta sekuat-kuatnya beton yang tidak memakai ijuk masih kuat beton yang memakai ijuk. Sehingga kekuatan beton maupun dak yang memakai penguat perpaduan ijuk dengan besi lebih kuat jika dibandingkan dengan beton dan dak yang memakai penguat besi saja.
4.    Dengan dasar teori yang sudah ada produk ini bisa diterapakan pada bangunan, karena lebih kuat, ringan serta mempunyai tingkat ekonomis yang tinggi.
B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dinyatakan diatas, maka peniliti dapat memberi saran-saran untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan renungan.
Saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.      Bagi arsitektur, keteknik sipilan dan semua masyarakat, dalam bangunan harus memperhatikan kekuatan, biaya serta keringanan beton dalam bangunan.
2.      Lebih baik menggunakan ijuk sebagai pendamping besi dalam beton untuk keefektifan beton seperti tercantum dalam poin 1.
3.      Lembaga pemerintah hendaknya memberi motivasi sebagai upaya perkembangan inovasi terbaru beton. Seperti contohnya mengadakan seminar atau penyuluhan tentang inovasi terbaru beton. Sehigga masyarakat luas dapat menggunakannya.






 
DAFTAR PUSTAKA
Definisi ijuk (online). (http://id.Wikimedia.org/wiki/enau, diakses tanggal 06 Maret 2009
(online). www.ideaonline.co.id/artikel, browser tgl 06 Maret 2009
Arifin. E. Zaenal.2006. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo.
Macam-macam beton (online). (www.otakku.com)
Ir. Tri Mulyono MT., Teknologi Beton, ANDI Yogyakarta, 2005