Pohon aren (arenga pinnata) sama seperti kelapa, seluruh bagian dari
batangnya bermanfaat secara ekonomi. Mulai dari batang untuk bahan
bangunan dan seni, daun, buah, bunga (mayang), dan ijuk sudah lama
digunakan nenek moyang kita sebagai penunjang kehidupan. Pohon ini
sangat berpotensi sebagai komoditi ekspor, bisa berperan sebagai
penyuplai energi dan melestarikan lingkungan. Nah salah satu produk aren
yang akan saya bahas disini adalah ijuk, serat alami yang menempel di
ketiak batang.
Kalau ada yang merasa bahwa pohon aren
itu seram, penyebabnya adalah serabut warna hitam ini. Tumbuh di
Dikenal dengan berbagai nama : Ijuk, Injuk, Juk dan Duk. Apa lagi
setelah pohon berumur lima tahun, ijuk yang tadinya rapi terlipat
dibawah ketiak sekarang mulai terlihat berantakan. Terburai
kesana-kemari yang membuat pemandangan jadi tak sedap. Belum lagi ijuk
kemudian jadi sarang cendawan, bakteri dan tumpangan tanaman liar
seperti angrek dan suplir, lengkaplah syarat mengapa orang tak begitu
suka aren tumbuh berdekatan dari rumah.
Seribu Kegunaan
Mengolah Ijuk
Potensi Ijuk sebagai Komoditi Ekspor
Ijuk sendiri adalah serat alami berkarakter kuat, lentur dan tahan
terhadap kelembaban dan air asin. Itu yang membuat ijuk bagus dijadikan
tali untuk mengikat bagian-bagian tertentu dari badan kapal atau perahu.
Sapu ijuk sudah terkenal. Serat ijuk yang tak terpakai untuk sapu dan
tali (kakaban) dipakai untuk bangunan tanggul dan dinding tembok
pengairan agar memegang bahan-bahan organik yang merembes bersama air.
Semakin lama tumpukan bahan organik semakin banyak yang membuat
perekatan antar batu semakin erat.
Dari artikel disini,
saya lihat bahkan ijuk digunakan juga sebagai perisai reaksi nuklir.
Jadi kalau suatu saat pemerintah jadi juga membuat pembangkit listrik
bertenaga nuklir, pasaran ijuk pasti meningkat :)
Ngakab-Menyisir Ijuk |
Mengolah Ijuk
Memanfaatkan ijuk dimulai dari memanennya dari batang aren yang sudah
berumur lima tahun. Dengan sebatang tangga bambu panjang yang diberi
lubang-lubang, ijuk yang sudah di lepas lidi-lidinya mulai dicongkel
dengan parang agar terlepas dari batang. Setelah itu di bawa ke tempat
pengolahan untuk nanti di sisir menggunakan kawat baja runcing yang
dipakukan pada sebatang kayu. Gunanya selain membersih, agar serat-serat
tertata rapi dan bisa dipisahkan besar dan panjang serat. Kemudian di
jemur dan setelah kering baru diikat seperti cemara (bahan sanggul)
ibu-ibu jaman dulu. Orang Sunda menyebut pekerjaan ini sebagai Ngakab.
Potensi Ijuk sebagai Komoditi Ekspor
Setelah ijuk sortir dan diikat menurut panjang masing-masing sekarang bentuknya seperti batang tebu. Maka disebut tebuan.
Mutunya ditandai secara abjad. Grade A untuk serat yang panjangnya
30-40 cm. Grade B : 40-50 cm. Grade C : 50-75 cm. Grade D : 75-90 cm.
Grade E : 90-120 cm.
Di luar negeri serat pohon aren ini kurang lebih sama kegunaannya di
dalam negeri yakni akan dipintal untuk membuat tali kapal.Seperti telah
disebut diatas serat ijuk tahan terhadap daya rusak air garam. Ijuk juga
digunakan untuk atap bangunan yang menampilkan unsur alami dan ramah
lingkungan. Selain tentu juga di gunakan untuk memenuhi keperluan
pertanian dan rumah tangga.
Atap Ijuk dan ilalang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar